Para pemuda
-semoga Allah merahmati kalian-
bukanlah sesuatu yang asing bagi kita bahwa kaum muda adalah pelopor berbagai
perubahan di berbagai penjuru dunia. Namun, yang menjadi pertanyaan ialah ke
arah mana perubahan itu hendak dijalankan; kepada kebaikan ataukah keburukan?
Sementara kita semua menyadari kandungan firman Allah (yang artinya), “Sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai mereka mengubah apa yang ada
pada diri mereka sendiri.” (Qs. ar-Ra’d: 11).
Dari
situlah, maka kesadaran generasi muda untuk menjadi garda terdepan perjuangan
umat Islam merupakan modal besar perubahan ini. Para pemuda yang tidak
terlalaikan oleh kesenangan dunia yang fana dan tidak terpedaya oleh tipu daya
Iblis dan bala tentaranya yang kian hari kian menggoda. Para pemuda yang
mencintai Allah dan Rasul-Nya di atas segala-galanya.
Para pemuda
-semoga Allah menambahkan kepada kita ilmu dan
kesabaran- sesungguhnya kondisi akhir zaman yang dipenuhi dengan
fitnah dan kekacauan membutuhkan kehadiran sosok para pemuda yang ‘menyeru kapada yang ma’ruf, melarang yang
munkar‘.
Walaupun sekedar
nasehat sederhana, seperti ajakan shalat, penjelasan keutamaan suatu amalan,
ajakan mengerjakan puasa sunnah, penjelasan perihal hukum Islam, bahaya
keyakinan menyimpang dan amalan tanpa dasar, itu bisa menjadi pesan dakwah
sederhana. Walau sederhana, namun kita bisa meraih pahala dari orang yang
mengikuti ajakan kita. Walau kita masih muda, walau hanya lewat tulisan, sms, email,
facebook, twitter, majalah yang diberikan pada kerabat atau teman dekat, itu
sudah termasuk berdakwah. Keutamaannya akan diperoleh sebagai berikut.
Dari Abu
Mas’ud Uqbah bin Amir Al Anshari radhiyallahu
‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan
maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893). Bahkan pahala orang
yang didakwahi tidak berkurang sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Barangsiapa
memberi petunjuk pada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala
orang yang mengikuti ajakannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun juga.” (HR. Muslim no. 2674)
Tanda umat
terbaik adalah gemar mengajak pada kebaikan (amar ma’ruf) dan mencegah kemungkaran
(nahi munkar) disertai beriman
kepada Allah. Dalam suatu ayat disebutkan,
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah.” (Qs. Ali
Imron: 110)
Seseorang
yang gemar mengajak kebaikan akan mendapat sanjungan dari Allah Ta’ala. Sebagaimana disebutkan
dalam ayat,
“Siapakah
yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang menyerah diri?”
(Qs. Fushshilat: 33). Yang dimaksud dalam ayat ini kata Ibnu Katsir rahimahullah bukanlah orang yang
hanya sekedar berdakwah atau mengajak orang lain untuk baik. Namun mereka yang
mengajak juga termasuk orang yang mendapat petunjuk, lalu mengajak mengajak
yang lain. Ia mengajak kepada kebaikan, namun ia pun mengamalkannya. Begitu
pula ia melarang dari suatu kemungkaran, ia pun menjauhinya. (Tafsir Al Qur’an
Al ‘Azhim, 12: 240)
Lihatlah
bagaimana jika ada yang mendapatkan hidayah dari ajakan ketika, dari tulisan
yang kita beri. Jika satu saja sudah lumayan, bagaimana jika sampai ratusan
hingga ribuan orang. Keutamaan lainnya adalah akan mendapat shalawat dari
penduduk langit dan bumi. Dari Abu Umamah Al Bahili radhiyallahu
‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya para malaikat, serta semua
penduduk langit-langit dan bumi, sampai semut-semut di sarangnya, mereka
semua bershalawat (mendoakan dan memintakan ampun) atas orang yang
mengajarkan kebaikan kepada manusia” (HR. Tirmidzi no. 2685.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Bertakwa,
Sabar dan Tidak Tergesa-gesa
Marilah
kita selalu membekali diri dengan tiga sifat ini yaitu bertakwa kepada Allah Ta’ala,
sabar dan tidak tegesa-gesa. Apalagi sifat yang terakhir, mungkin kita –juga
termasuk penulis- sering lalai dari memperhatikan sifat yang satu ini. Padahal
sifat tidak tergesa-gesa inilah yang dicintai oleh Allah.
Dari
Ibnu ‘Abbas, beliau berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
pada Asyaj ‘Abdul Qois,
"Sesungguhnya
dalam dirimu terdapat dua sifat yang dicintai oleh Allah, yaitu sabar dan tidak
tergesa-gesa." (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul
Mufrod no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Waspadalah
pula dari sifat yang jelek ini yaitu tergesa-gesa karena sifat ini sebenarnya
berasal dari was-was setan. Dari Anas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari
Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits
ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul
Qubro. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shoghir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Ya
Allah tambahkanlah kami ilmu yang bermanfaat dan bekalilah kami dengan akhlak
yang mulia. Semoga Allah memudahkan kita
untuk berdakwah dengan didasari ilmu terlebih dahulu.
0 komentar:
Posting Komentar