Latar
belakang
Guru, suatu profesi yang luar biasa
mulia, profesi yang sangat berperan dalam peningkatan sumber daya manusia dan
kemajuan suatu bangsa. Orang-orang yang sukses di bidangnya masing-masing tidak
mungkin bisa meraih keberhasilan jika tanpa ada guru yang mengajar dan
mendidiknya. Melalui gurulah seorang anak mulai diperkenalkan pada huruf
dan angka dari tidak bisa membaca jadi bisa membaca dari tidak tahu berhitung
jadi bisa menjadi berhitung. Guru seorang yang mampu menginspirasi dan
memotivasi muridnya, sehingga mampu berbuat sesuatu yang baik dengan
kemampuannya sendiri. Di sinilah pentingnya Guru sebagai sumber keteladanan dan
kemampuan dalam menumbuhkan motivasi. Dengan demikian peran seorang guru begitu
penting dalam mendukung kemajuan suatu bangsa.
Guru sebagai pendidik merupakan gerbang awal
dalam membentuk kepribadian siswa. Hal ini mengandung arti bahwa guru
memberikan pengaruh yang cukup bermakna bagi terwujudnya manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah subhanahu wa Ta’ala serta berakhlak mulia. Guru
merupakan orang yang di tangannya terletak masa depan bangsa.
Pendidikan merupakan salah satu alat untuk
dapat membimbing seseorang menjadi orang yang baik terutama pendidikan agama.
Dengan pendidikan agama akan membentuk karakter akhlakul karimah bagi
siswa sehingga mereka mampu memfilter mana pergaulan yang baik dan mana yang
tidak baik. Khususnya terhadap para siswa Sekolah Dasar (SD) pendidikan agama
sangat penting sebagai benteng sejak dini dari hal-hal yang tidak baik.
Terlebih saat ini, realitas menunjukkan bahwa anak-anak usia dini sudah banyak
terlibat dengan prilaku tidak baik, seperti tawuran, prilaku amoral/asusila,
narkoba, pornografi dan pornoaksi dan lain-lain.
Pelaksanaan pendidikan moral banyak diemban
oleh guru agama. Materi yang diberikan bukan hanya menjadikan manusia yang
pintar dan trampil, akan tetapi jauh daripada itu adalah untuk menjadikan
manusia yang memiliki moral dan akhlakul karimah. Dengan moral dan akhlakul
karimah yang dimilikinya akan mampu mengarahkan minatnya untuk terus belajar
mencari ilmu.
Para ahli pendidik Islam telah sepakat bahwa
maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik tetapi
maksudnya adalah mendidik akhlak dan jiwa mereka, dengan kesopanan yang tinggi,
rasa fadilah (keutamaan), mempersiapkan mereka untuk kehidupan yang
seluruhnya ikhlas dan jujur.
Pada akhirnya tujuan pendidikan Islam itu
tidak terlepas dari tujuan nasional yang menciptakan manusia Indonesia seutuhnya,
seimbang kehidupan duniawi dan ukhrawi. Dalam al-Qur’an sudah terang dikatakan
bahwa manusia itu diciptakan untuk mengabdi kepada Sang Khaliq. Pendidikan
agama yang menyajikan kerangka moral sehingga seseorang dapat dapat
membandingkan tingkah lakunya. Pendidikan agama yang terarah dapat menstabilkan
dan menerangkan mengapa dan untuk apa seseorang berada di dunia ini. Pendidikan
agama menawarkan perlindungan dan rasa aman, khususnya bagi para siswa dalam
menghadapi lingkungannya.
Agama merupakan salah satu faktor
pengendalian terhadap tingkah laku anak-anak didik hari ini. Hal ini dapat
dimengerti karena agama mewarnai kehidupan masyarakat setiap hari.
Bangsa Indonesia terkenal di kancah
Internasional dengan keramahan dan etikanya, Oleh karenanya keramah tamahan
dari bangsa Indonesia ini harus tetap kita jaga, kita pertahankan dan kita
kembangkan.
Moral dan akhlaq adalah suatu yang amat
penting, karena dari moral dan akhlaq inilah manusia berbeda dengan hewan. Akan
tetapi bahasan akhlaq dan moral anak didik serta etika masyarakat masih belum
serius dicari solusi dan pelaksanaannya. Hal ini terlihat semakin menurunnya
etika dan moral anak didik di sekolah maupun di masyarakat.
Tak terelakkan kemerosotan moral karena dampak globalisasi yang menjadikan generasi kita sedemikian hancur, kelebihannya hanya pada aspek Intelegensi tanpa dibarengi dengan kecerdasan emosional dan spiritual.
Tak terelakkan kemerosotan moral karena dampak globalisasi yang menjadikan generasi kita sedemikian hancur, kelebihannya hanya pada aspek Intelegensi tanpa dibarengi dengan kecerdasan emosional dan spiritual.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa pembinaan
dan bimbingan melalui pendidikan agama sangat besar pengaruhnya bagi para siswa
sebagai alat pengontrol dari segala bentuk sikap dan tingkah lakunya dalam
kehidupan sehari-hari, artinya nilai-nilai agama yang diperolehnya menjadi
bagian dari pribadinya yang dapat mengatur segala tindak tanduknya secara
otomatis.
Kaitannya dengan meminimalisir kemunduran
moral sangat besar sekali. Pendidikan agama mengarahkan kepada setiap siswa
untuk komitmen terhadap ajaran agamanya. Tidak terbuai dengan lingkungan yang
tidak baik. Tidak berprilaku buruk dalam setiap aktivitasnya. Pendek kata, dengan
pendidikan agama prilaku siswa dapat diarahkan.
Masyarakat harus segera disadarkan bahwa
ancaman global khususnya kemajuan tekhnologi informasi dan komunikasi kalau
tidak dibarengi dengan benteng ilmu agama akan berakibat fatal terhadap lajunya
prilaku dekadensi moral. Rendahnya kemampuan memfilter mana yang baik dan mana
yang tidak baik inilah yang akan memunculkan berbagai tindakan penyimpangan
anak-anak didik.
Bila ditarik titik permasalahan yang
signifikan terhadap munculnya penurunani moral anak-anak hari ini adalah tidak
maksimalnya pendidikan agama diajarkan kepada para siswa khususnya sejak usia
di Sekolah Dasar (SD). Muatan pelajaran agama di Sekolah Dasar (SD) sangat
minim untuk menjadi bekal mereka menghadapi kacau dan semrawutnya hiruk pikuk dunia
ini.
Apalagi tenaga pengajar agama hanya mampu
mengajar namun sedikit semangat dalam mendidik. Dalam artian, pemberian
pendidikan agama hanya berbentuk kajian teoritis namun tidak diupayakan dalam
bentuk praktis. Apa yang dilakukan para siswa di luar sekolah ini tidak menjadi
perhatian para pendidik agama.
Dengan demikian, upaya praktis dalam
mewujudkan nilai-nilai moral yang islami lewat pendidikan agama harus
senantiasa diupayakan agar penanaman pendidikan agama betul-betul maksimal.
Sehingga para siswa mampu untuk
mengantisipasi pengaruh buruk dari lingkungan yang ada di sekitar mereka. Saat
ini, kita sangat prihatin melihat dekadensi moral yang melanda usia anak-anak.
Suatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar bahwa pembekalan ilmu agama sejak dini harus
dilakukan semaksimal mungkin. Catatan khusus bagi anak-anak usia Sekolah Dasar
(SD) yang merupakan dasar perpijakan menuju tangga yang lebih tinggi harus
punya ilmu agama yang sangat memadai. Realitas hari ini, anak-anak usia SD
sangat minim ilmu agamanya. Jadi, anak-anak SD harus dibekali ilmu agama lebih
banyak. Salah satu yang bisa dijadikan solusi adalah revitalisasi Madrasah
Diniyah (MD) bagi anak-anak usia Sekolah Dasar (SD).
Pemerintah seharusnya sangat aktif melihat
kondisi Madrasah tempat menanamkan dasar ilmu-ilmu agama ini. Selama ini,
terkesan pemerintah memandang sebelah mata yang berakibat masyarakat juga
menganggap sepele terhadap Madrasah. Seandainya pemerintah punya kebijakan
bahwa anak-anak SD wajib mengikuti pendidikan agama di Madrasah Diniyah (MD) tentu kondisinya akan berbeda. Apalagi
kebijakan itu dilanjutkan dengan bahwa alumni Sekolah Dasar (SD) yang hendak
memasuki Sekolah Menengah Pertama (SMP) wajib menyertakan sertifikat kelulusan
dari MDA akan lebib berbeda lagi kondisinya.
Intinya, pembekalan sejak dini ilmu agama
terhadap anak-anak sangat signifikan. Pendidikan agama mempunyai pengaruh yang
sangat besar dalam meminimalisir dekadensi moral anak-anak hari ini. Besarnya
tarikan pengaruh yang tidak baik dari lingkungan harus diimbangi dengan
besarnya pendidikan agama kepada para peserta didik. Bila dampak pergaulan yang
tidak baik tidak dicegah sedini mungkin maka akibatnya akan semakin bobroklah
kualitas moral dan kualitas kelilmuan anak-anak ke depan
0 komentar:
Posting Komentar