Minggu, 15 September 2013

Peran Guru dalam Membangun Moral dan Akhlak Anak


Latar belakang
Guru, suatu  profesi yang luar biasa mulia, profesi yang sangat berperan dalam peningkatan sumber daya manusia dan kemajuan suatu bangsa. Orang-orang yang sukses di bidangnya masing-masing tidak mungkin bisa meraih keberhasilan  jika tanpa ada guru yang mengajar dan mendidiknya. Melalui gurulah seorang anak mulai diperkenalkan pada  huruf dan angka dari tidak bisa membaca jadi bisa membaca dari tidak tahu berhitung jadi bisa menjadi berhitung. Guru seorang yang mampu menginspirasi dan memotivasi muridnya, sehingga mampu berbuat sesuatu yang baik dengan kemampuannya sendiri. Di sinilah pentingnya Guru sebagai sumber keteladanan dan kemampuan dalam menumbuhkan motivasi. Dengan demikian peran seorang guru begitu penting dalam mendukung kemajuan suatu bangsa.
Guru sebagai pendidik merupakan gerbang awal dalam membentuk kepribadian siswa. Hal ini mengandung arti bahwa guru memberikan pengaruh yang cukup bermakna bagi terwujudnya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah subhanahu wa Ta’ala serta berakhlak mulia. Guru merupakan orang yang di tangannya terletak masa depan bangsa.
Pendidikan merupakan salah satu alat untuk dapat membimbing seseorang menjadi orang yang baik terutama pendidikan agama. Dengan pendidikan agama akan membentuk karakter akhlakul karimah bagi siswa sehingga mereka mampu memfilter mana pergaulan yang baik dan mana yang tidak baik. Khususnya terhadap para siswa Sekolah Dasar (SD) pendidikan agama sangat penting sebagai benteng sejak dini dari hal-hal yang tidak baik. Terlebih saat ini, realitas menunjukkan bahwa anak-anak usia dini sudah banyak terlibat dengan prilaku tidak baik, seperti tawuran, prilaku amoral/asusila, narkoba, pornografi dan pornoaksi dan lain-lain. 
Pelaksanaan pendidikan moral banyak diemban oleh guru agama. Materi yang diberikan bukan hanya menjadikan manusia yang pintar dan trampil, akan tetapi jauh daripada itu adalah untuk menjadikan manusia yang memiliki moral dan akhlakul karimah. Dengan moral dan akhlakul karimah yang dimilikinya akan mampu mengarahkan minatnya untuk terus belajar mencari ilmu.
Para ahli pendidik Islam telah sepakat bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik tetapi maksudnya adalah mendidik akhlak dan jiwa mereka, dengan kesopanan yang tinggi, rasa fadilah (keutamaan), mempersiapkan mereka untuk kehidupan yang seluruhnya ikhlas dan jujur.
Pada akhirnya tujuan pendidikan Islam itu tidak terlepas dari tujuan nasional yang menciptakan manusia Indonesia seutuhnya, seimbang kehidupan duniawi dan ukhrawi. Dalam al-Qur’an sudah terang dikatakan bahwa manusia itu diciptakan untuk mengabdi kepada Sang Khaliq. Pendidikan agama yang menyajikan kerangka moral sehingga seseorang dapat dapat membandingkan tingkah lakunya. Pendidikan agama yang terarah dapat menstabilkan dan menerangkan mengapa dan untuk apa seseorang berada di dunia ini. Pendidikan agama menawarkan perlindungan dan rasa aman, khususnya bagi para siswa dalam menghadapi lingkungannya.
Agama merupakan salah satu faktor pengendalian terhadap tingkah laku anak-anak didik hari ini. Hal ini dapat dimengerti karena agama mewarnai kehidupan masyarakat setiap hari.
Bangsa Indonesia terkenal di kancah Internasional dengan keramahan dan etikanya, Oleh karenanya keramah tamahan dari bangsa Indonesia ini harus tetap kita jaga, kita pertahankan dan kita kembangkan.
Moral dan akhlaq adalah suatu yang amat penting, karena dari moral dan akhlaq inilah manusia berbeda dengan hewan. Akan tetapi bahasan akhlaq dan moral anak didik serta etika masyarakat masih belum serius dicari solusi dan pelaksanaannya. Hal ini terlihat semakin menurunnya etika dan moral anak didik di sekolah maupun di masyarakat.
Tak terelakkan kemerosotan moral karena dampak globalisasi yang menjadikan generasi kita sedemikian hancur, kelebihannya hanya pada aspek Intelegensi tanpa dibarengi dengan kecerdasan emosional dan spiritual.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa pembinaan dan bimbingan melalui pendidikan agama sangat besar pengaruhnya bagi para siswa sebagai alat pengontrol dari segala bentuk sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari, artinya nilai-nilai agama yang diperolehnya menjadi bagian dari pribadinya yang dapat mengatur segala tindak tanduknya secara otomatis.
Kaitannya dengan meminimalisir kemunduran moral sangat besar sekali. Pendidikan agama mengarahkan kepada setiap siswa untuk komitmen terhadap ajaran agamanya. Tidak terbuai dengan lingkungan yang tidak baik. Tidak berprilaku buruk dalam setiap aktivitasnya. Pendek kata, dengan pendidikan agama prilaku siswa dapat diarahkan.
Masyarakat harus segera disadarkan bahwa ancaman global khususnya kemajuan tekhnologi informasi dan komunikasi kalau tidak dibarengi dengan benteng ilmu agama akan berakibat fatal terhadap lajunya prilaku dekadensi moral. Rendahnya kemampuan memfilter mana yang baik dan mana yang tidak baik inilah yang akan memunculkan berbagai tindakan penyimpangan anak-anak didik.
Bila ditarik titik permasalahan yang signifikan terhadap munculnya penurunani moral anak-anak hari ini adalah tidak maksimalnya pendidikan agama diajarkan kepada para siswa khususnya sejak usia di Sekolah Dasar (SD). Muatan pelajaran agama di Sekolah Dasar (SD) sangat minim untuk menjadi bekal mereka menghadapi kacau dan semrawutnya hiruk pikuk dunia ini.
Apalagi tenaga pengajar agama hanya mampu mengajar namun sedikit semangat dalam mendidik. Dalam artian, pemberian pendidikan agama hanya berbentuk kajian teoritis namun tidak diupayakan dalam bentuk praktis. Apa yang dilakukan para siswa di luar sekolah ini tidak menjadi perhatian para pendidik agama.
Dengan demikian, upaya praktis dalam mewujudkan nilai-nilai moral yang islami lewat pendidikan agama harus senantiasa diupayakan agar penanaman pendidikan agama betul-betul maksimal.
Sehingga para siswa mampu untuk mengantisipasi pengaruh buruk dari lingkungan yang ada di sekitar mereka. Saat ini, kita sangat prihatin melihat dekadensi moral yang melanda usia anak-anak. Suatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar bahwa pembekalan ilmu agama sejak dini harus dilakukan semaksimal mungkin. Catatan khusus bagi anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) yang merupakan dasar perpijakan menuju tangga yang lebih tinggi harus punya ilmu agama yang sangat memadai. Realitas hari ini, anak-anak usia SD sangat minim ilmu agamanya. Jadi, anak-anak SD harus dibekali ilmu agama lebih banyak. Salah satu yang bisa dijadikan solusi adalah revitalisasi Madrasah Diniyah (MD) bagi anak-anak usia Sekolah Dasar (SD).
Pemerintah seharusnya sangat aktif melihat kondisi Madrasah tempat menanamkan dasar ilmu-ilmu agama ini. Selama ini, terkesan pemerintah memandang sebelah mata yang berakibat masyarakat juga menganggap sepele terhadap Madrasah. Seandainya pemerintah punya kebijakan bahwa anak-anak SD wajib mengikuti pendidikan agama di Madrasah Diniyah  (MD) tentu kondisinya akan berbeda. Apalagi kebijakan itu dilanjutkan dengan bahwa alumni Sekolah Dasar (SD) yang hendak memasuki Sekolah Menengah Pertama (SMP) wajib menyertakan sertifikat kelulusan dari MDA akan lebib berbeda lagi kondisinya.
Intinya, pembekalan sejak dini ilmu agama terhadap anak-anak sangat signifikan. Pendidikan agama mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam meminimalisir dekadensi moral anak-anak hari ini. Besarnya tarikan pengaruh yang tidak baik dari lingkungan harus diimbangi dengan besarnya pendidikan agama kepada para peserta didik. Bila dampak pergaulan yang tidak baik tidak dicegah sedini mungkin maka akibatnya akan semakin bobroklah kualitas moral dan kualitas kelilmuan anak-anak ke depan
               

0 komentar:

Posting Komentar

 

Followers

hasanalinayah Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template