Jumat, 15 Maret 2013

Ilmu Ibarat Bulan dan Bintang



Diantara hikmah Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan kegelapan adalah sebagai waktu untuk beristirahat bagi makhluk hidup dan untuk mendinginkan suhu udara bagi tubuh makhluk hidup dan tumbuh-tumbuhan. Allah tidak membiarkan malam gelap dan kelam tanpa ada cahaya sedikitpun, sehingga makhluk hidup tidak dapat bergerak dan beraktifitas.
Cobalah perhatikan cahaya rembulan di kegelapan malam dan cobalah renungi hikmah yang tersembunyi di balik itu. Allah menciptakan cahaya bulan tidak seterang cahaya matahari agar tampak perbedaan antara siang dan malam. Sebab jika sama terangnya, maka akan luputlah hikmah pergantian siang dan malam yang telah ditetapkan oleh Allah Ta’ala .
Cobalah perhatikan hikmah yang Allah ciptakan pada bintang-bintang yang bertaburan di langit dan keajaiban penciptaannya. Bintang-bintang itu menghiasi gelapnya malam sehingga menambah kecantikan langit di malam hari dan ibarat kompas bagi manusia dalam menentukan arah jalan yang tidak ia ketahui di darat dan di lautan.
Allah Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam".  (QS. Al-A’raf : 54 )

Pembaca yang mulia, Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam pernah menjadikan kedua ciptaan Allah  ini sebagai perandaian dan perumpamaan yang indah, tatkala Shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Keutamaan orang yang berilmu dibanding dengan ahli ibadah, seperti keutamaan bulan purnama atas seluruh bintang-bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar dan dirham, (tetapi) mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa mampu mengambilnya, berarti dia telah mengambil keberuntungan yang banyak."  [HR.Abu Dawud no.3641, At-Tirmidzi no.2682].
Mungkin akan timbul pertanyaan di benak kita, mengapa Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam mempermisalkan orang yang berilmu dengan bulan purnama, sedangkan ahli ibadah dengan bintang-bintang? Oleh karenanya, marilah kita menyimak penjelasan dari para ulama kita.
Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata,
"Di dalam perumpamaan tersebut terdapat mutiara yang lain, yaitu bahwa kejahilan laksana malam dalam kegelapannya. Para ulama dan ahli ibadah seperti kedudukan bulan dan bintang-bintang yang terbit dalam kegelapan itu. Keutamaan cahaya seorang yang berilmu dalam kegelapan itu dibandingkan cahaya seorang yang ahli ibadah seperti keutamaan cahaya bulan dibandingkan bintang-bintang". [Lihat Miftah Dar As-Sa'adah (1/259), tahqiq Ali bin Hasan Al-Atsariy].
Al-Qodhi Iyadh rahimahullah berkata,
"Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam menyerupakan orang yang berilmu dengan bulan, ahli ibadah dengan bintang-bintang, karena kesempurnaan ibadah, dan cahayanya tak akan melampaui diri ahli ibadah tersebut. Sedang cahaya orang berilmu akan terpancar kepada yang lainnya".  [Lihat Tuhfah Al-Ahwadziy (6/481)]
Orang yang berilmu akan menjadi berkah dimanapun ia berada. Ia bisa mengajari manusia dengan ilmu yang bermanfaat. Sehingga manusiapun bisa berjalan di muka bumi dengan cahaya ilmu yang akan menuntun mereka dalam gelapnya alam kejahilan. Seluruh manusia akan mengambil manfaat darinya, baik yang jauh maupun yang dekat, yang besar maupun yang kecil sebagaimana para makhluk dapat mengambil manfaat dari cahaya bulan purnama baik yang jauh maupun yang dekat. Bahkan hewan-hewan yang melata di muka bumi serta ikan- ikan yang berada di dasar lautan merasakan manfaatnya sehingga merekapun memintakan ampunan bagi orang-orang yang berilmu.
" Sesungguhnya orang yang berilmu akan dimintakan ampunan oleh para makhluk yang berada di langit dan di bumi bahkan sampai ikan-ikan besar yang berada di dasar lautan " [HR. Abu Dawud (3641) dan At-Tirmidzi (3682)].
Para pembaca yang budiman, Iniliah keutamaan ilmu. Namun perlu diketahui, ketika kita mendapatkan kata "ilmu" di dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah, maka yang dimaksud adalah ilmu agama . Yaitu ilmu tentang syari’at Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya Shollallahu ‘alaihi wa sallam berupa wahyu yang menjadi petunjuk. Telah diterangkan bahwa para Nabi  tidaklah mewariskan kepada umatnya berupa jual beli atau yang berhubungan dengannya. Namun, yang mereka wariskan hanyalah ilmu syari’at alias ilmu agama, bukan yang lainnya [Lihat Kitab Al-Ilm (hal. 9) karya Syaikh Al-Utsaimin, cet. Dar Al-Itqon, Mesir]
Namun bukan berarti mempelajari ilmu umum selain agama tidaklah penting. Sebab tidak bisa dipungkiri bahwa ilmu-ilmu tersebut memiliki manfaat yang bisa kita rasakan. Akan tetapi, dalam rangka mencarinya kita harus mendahulukan ilmu yang wajib dulu, yaitu ilmu agama.  Adapun ilmu yang umum itu bersifat sunnah.
Bukan berarti kita tidak boleh mempelajari ilmu dunia. Dalam satu kondisi mempelajari ilmu dunia bisa menjadi wajib jika memang belum mencukupi orang yang berkompeten dalam ilmu tersebut. Misalnya di suatu desa belum ada dokter padahal sangat penting sehingga masyarakat bisa mudah berobat. Maka masih ada kewajiban bagi sebagian orang di desa tersebut untuk mempelajari ilmu kedokteran sehingga terpenuhilah kebutuhan masyarakat.
Untuk ilmu umum tersebut dalam pemanfaatannya memiliki dua sisi. Jika ilmu-ilmu tersebut digunakan untuk bermaksiat dan membuat kerusakan di muka bumi, maka ia akan menjadi suatu hal yang tercela. Namun, jika digunakan untuk menopang ketaatan kepada Allah dan untuk menolong agama Allah serta manusia pun dapat mengambil manfaat dari ilmu-ilmu tersebut, maka ilmu-ilmu tersebut merupakan suatu kebaikan.
Wahai kaum muslimin, pada hari ini, Islam butuh dengan otak-otak yang jenius. Islam membutuhkan polisi, dosen, guru, dan juga butuh orang-orang yang cerdas sehingga dapat melahirkan ulama-ulama seperti Al-Imam Malik, Al-Imam Asy-Syafi’iy, dan Imam Ahmad
Maka janganlah menjadi kaum muslimin yang sangat berambisi mengejar dunia, tanpa mengenal lagi aturan-aturan Allah. Seseorang yang memiliki ilmu agama akan senantiasa mendapatkan kebahagiaan, bukan hanya di dunia saja, juga tetapi di alam barzakh dan di akhirat kelak. Rasulullah -Sholllallahu alaihi wa sallam- bersabda,
 “Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju ke surga”. [HR. muslim(2699)].
Semoga tulisan ini semakin mendorong diri kita untuk tidak melalaikan ilmu agama, semoga kita termasuk orang yang dimudahkan dalam urusan mencari maupun mengamalkan ilmu Allah dengan bersumber Al-Qur’an dan As-Sunnah Shahihah. Amin Ya Rabbal ‘Alamin

0 komentar:

Posting Komentar

 

Followers

hasanalinayah Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template