Minggu, 10 Maret 2013

“Berilmu dulu sebelum beramal”

Sejarah mencatat, kehidupan umat manusia sebelum diutusnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam sangatlah jauh dari ilmu. Norma-norma kebenaran dan akhlak mulia hilang oleh kerasnya kehidupan. Tidak heran bila masa itu dikenal dengan masa jahiliah (kebodohan). Ketika kehidupan umat manusia telah mencapai puncak kebobrokannya, Allah Subhanahu wata’ala mengutus Rasul pilihan-Nya, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib shalallahu ‘alaihi wasallam dengan membawa petunjuk ilahi dan agama yang benar, untuk mengeluarkan umat manusia dari jurang kejahiliahan yang gelap gulita menuju kehidupan islami yang terang benderang.
Islam adalah agama yang sarat (penuh) dengan ilmu pengetahuan, bahkan sumber ilmu yang terdapat di dalamnya adalah wahyu yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dengan perantara malaikat Jibril ‘alaihi salam .
“Katakanlah (ya Muhammad): “Wahai Rabbku, tambahkanlah ilmu bagiku.” (Qs Thaha: 114)
Dan para nabi tidaklah meninggalkan warisan kepada umatnya berupa dinar ataupun dirham, akan tetapi yang mereka wariskan adalah “ilmu agama/ilmu syar’i”. Sebagaimana yang telah diakui bahwasanya Ulama adalah pewaris para Nabi. Mereka adalah manusia yang memiliki kedudukan demikian mulia, pembimbing bagi segenap manusia menuju jalan yang lurus, dan juga penerang disaat manusia berada dalam kegelapan.
·         Pentingnya Ilmu Agama
Asy-Syaikh Sholeh bin ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh berkata:
“Ilmu itu jika ditegakkan sebelum ucapan dan amal, maka akan diberkahi pelakunya biarpun perkaranya itu kecil. …… Dan Bahwasanya ilmu itu tujuan puncak yang terpenting dan harus diutamakan dari segala sesuatu. Khususnya ilmu agama yang dapat memperbaiki ibadah, meluruskan aqidah, memperbaiki hati, dan yang bisa menjadikan seseorang itu mudah dalam kehidupannya untuk meniti jalan di atas bukti nyata yang mencocoki Sunnah Rasul, bukan hidup di atas kebodohan.” (Syarh Kitab Tsalatsatul Ushul: 11-12)
Kesimpulannya adalah bahwa kita hendaknya “berilmu sebelum berkata dan beramal” karena ucapan dan perbuatan kita tidak akan berharga bila tanpa ilmu.
·         Anjuran Berilmu Agama
Di dalam Al-Qur’an dan hadits terdapat begitu banyak anjuran yang memerintahkan agar kita berilmu agama.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
 “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”.(HR. Al Baihaqi dan lainnya dari Anas dan lainnya. Shahih. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-AlBanidalam Shahihul jami’ no.3913)
Imam Ahmad rahimahullah berkata: “Ilmu yang wajib (‘ain) untuk dituntut adalah yang akan menegakkan agama seseorang. Beliau ditanya: Contohnya seperti apa? Jawabnya: yaitu yang seseorang tidak boleh jahil (bodoh/tidak tahu) dalam urusan shalatnya, puasanya, dan sejenisnya .” (Hasyiah Ushul Ats Tsalatsah: 10 dan Adab Syar’iyah: 2/35)
Berarti yang wajib atas manusia untuk beramal dengannya adalah ilmu yang berkaitan dengan dasar-dasar iman, syari’at-syari’at islam, perkara yang wajib ditinggalkan dari hal-hal yang haram, lalu yang dibutuhkan dari muamalat dan yang lainnya. Sebab sesuatu yang wajib itu tidak akan bisa sempurna kecuali dengannya, maka hal itu wajib atasnya untuk dipelajari.
Para pembaca yang mulia, sudah suatu kepastian bahwa setiap insan itu pada asalnya dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun.
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun. Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”  (Qs. An-Nahl: 78)
Namun hendaknya setiap pribadi muslim tidak membiarkan dirinya terus menerus dalam keadaan jahil (tidak tahu) akan ilmu agamanya sendiri. Sebab kejahilan itu apabila terus menerus dipelihara dapat mengantarkannya kepada kehinaan dan kerugian yang besar. Sebaliknya ilmu agama (ilmu syar’i) ini adalah satu-satunya ilmu yang dapat mengantarkan seseorang meraih kemuliaan hidup yang hakiki di dunia dan akhiratnya. Cukuplah kemuliaan itu dengan berilmu. Bahkan sesungguhnya Allah telah memuji ilmu dan pemiliknya. Menyiapkan bagi siapa saja yang berjalan di atas titian ilmu tersebut, balasan yang baik, pahala, ganjaran, dan Allah akan mengangkat derajat kedudukan mereka (penuntut ilmu) di dunia dan akhirat.
“...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat..”   (Qs. Al-Mujaadilah : 11)
·         Keutamaan Ilmu Agama
Para pencari ilmuakan dimudahkan jalan menuju ke Jannah (surga). Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Siapa yang menempuh sebuah jalan dalam rangka untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Jannah (surga).” (HR. Muslim no.2699)
Orang yang dikaruniai ilmu agama merupakan tanda kebaikan dari Allah baginya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah akan memfaqihkannya (memahamkan) dalam agama.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no.1037)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Hadits ini menunjukkan, barangsiapa yang tidak dijadikan oleh Allah faqih (faham) dalam agama-Nya, menunjukkan bahwa Allah tidak mengijinkan kepadanya kebaikan.”(Miftah Dar As-Sa’adah, 2/246)
Pembaca yang mulia, demikianlah beberapa bentuk kemuliaan yang Allah Ta’ala berikan terhadap para pemilik ilmu sehingga tidak sama kedudukannya dengan mereka yang tidak memiliki ilmu.
Allah Ta’ala berfirman:
“Katakanlah (ya Muhammad) apakah sama orang-orang yang mengetahui (berilmu) dengan orang yang tidak mengetahui (jahil)?.”(Qs. Az-Zumar: 9)
Sebaliknya orang yang jahil akan ilmu agama-Nya telah disebutkan oleh Allah sebagai seorang yang buta yang tidak bisa melihat kebenaran dan kebaikan. Allah Ta’ala berfirman:
“Apakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu adalah al-haq (kebenaran) sama dengan orang yang buta? (tidak mengetahui al-haq).” (Qs. Ar-Ra’d: 19)
Hal ini menunjukkan bahwa yang sebenarnya memiliki penglihatan dan pandangan yang hakiki hanyalah orang-orang yang berilmu. Adapun selain mereka hakikatnya adalah orang yang buta yang berjalan di muka bumi tanpa dapat melihat.
Semoga Allah memberi taufik kepada kita semua untuk senantiasa berilmu (mencari dan mendalami) sebelum berkata dan beramal. Dan semoga Allah menolong kita untuk meraih kemuliaan hidup yang hakiki di dunia dan akhirat dengan mempelajari ilmu agama islam ini yang bersumberkan dari Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam dan para Sahabat di bawah bimbingan Ulama Pewaris Nabi. Amin Ya Rabbal ‘Alamin….
(Hasan Bashri)
Buletin remaja Jum’at edisi 10

0 komentar:

Posting Komentar

 

Followers

hasanalinayah Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template