Sejarah mencatat, kehidupan umat manusia
sebelum diutusnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam sangatlah jauh
dari ilmu. Norma-norma kebenaran dan akhlak mulia hilang oleh kerasnya
kehidupan. Tidak heran bila masa itu dikenal dengan masa jahiliah
(kebodohan). Ketika kehidupan umat manusia telah mencapai puncak kebobrokannya,
Allah Subhanahu wata’ala mengutus Rasul pilihan-Nya, Muhammad bin Abdullah
bin Abdul Muthalib shalallahu ‘alaihi wasallam dengan membawa petunjuk
ilahi dan agama yang benar, untuk mengeluarkan umat manusia dari jurang
kejahiliahan yang gelap gulita menuju kehidupan islami yang terang benderang.
Islam adalah agama yang sarat (penuh) dengan
ilmu pengetahuan, bahkan sumber ilmu yang terdapat di dalamnya adalah wahyu
yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam
dengan perantara malaikat Jibril ‘alaihi salam .
“Katakanlah (ya Muhammad): “Wahai Rabbku, tambahkanlah ilmu
bagiku.” (Qs Thaha: 114)
Dan para nabi tidaklah meninggalkan warisan
kepada umatnya berupa dinar ataupun dirham, akan tetapi yang mereka wariskan
adalah “ilmu agama/ilmu syar’i”. Sebagaimana yang telah diakui
bahwasanya Ulama adalah pewaris para Nabi. Mereka adalah manusia yang memiliki
kedudukan demikian mulia, pembimbing bagi segenap manusia menuju jalan yang
lurus, dan juga penerang disaat manusia berada dalam kegelapan.
·
Pentingnya Ilmu Agama
Asy-Syaikh Sholeh bin ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh berkata:
“Ilmu itu jika ditegakkan sebelum ucapan dan amal, maka akan
diberkahi pelakunya biarpun perkaranya itu kecil. …… Dan Bahwasanya ilmu itu
tujuan puncak yang terpenting dan harus diutamakan dari segala sesuatu.
Khususnya ilmu agama yang dapat memperbaiki ibadah, meluruskan aqidah,
memperbaiki hati, dan yang bisa menjadikan seseorang itu mudah dalam
kehidupannya untuk meniti jalan di atas bukti nyata yang mencocoki Sunnah
Rasul, bukan hidup di atas kebodohan.” (Syarh Kitab Tsalatsatul Ushul: 11-12)
Kesimpulannya adalah bahwa kita hendaknya “berilmu sebelum berkata
dan beramal” karena ucapan dan perbuatan kita tidak akan berharga bila tanpa
ilmu.
·
Anjuran Berilmu Agama
Di dalam Al-Qur’an dan hadits terdapat begitu
banyak anjuran yang memerintahkan agar kita berilmu agama.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Menuntut ilmu itu wajib
atas setiap muslim”.(HR. Al Baihaqi dan lainnya dari Anas dan lainnya. Shahih.
Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-AlBanidalam Shahihul jami’ no.3913)
Imam Ahmad rahimahullah berkata: “Ilmu
yang wajib (‘ain) untuk dituntut adalah yang akan menegakkan agama seseorang.
Beliau ditanya: Contohnya seperti apa? Jawabnya: yaitu yang seseorang tidak
boleh jahil (bodoh/tidak tahu) dalam urusan shalatnya, puasanya, dan sejenisnya
.” (Hasyiah Ushul Ats Tsalatsah: 10 dan Adab Syar’iyah: 2/35)
Berarti yang wajib atas manusia untuk beramal
dengannya adalah ilmu yang berkaitan dengan dasar-dasar iman, syari’at-syari’at
islam, perkara yang wajib ditinggalkan dari hal-hal yang haram, lalu yang
dibutuhkan dari muamalat dan yang lainnya. Sebab sesuatu yang wajib itu tidak
akan bisa sempurna kecuali dengannya, maka hal itu wajib atasnya untuk
dipelajari.
Para pembaca yang mulia, sudah suatu kepastian bahwa setiap insan
itu pada asalnya dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun.
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun. Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati,
agar kamu bersyukur.” (Qs. An-Nahl: 78)
Namun hendaknya setiap pribadi muslim tidak membiarkan
dirinya terus menerus dalam keadaan jahil (tidak tahu) akan ilmu agamanya
sendiri. Sebab kejahilan itu apabila terus menerus dipelihara dapat
mengantarkannya kepada kehinaan dan kerugian yang besar. Sebaliknya ilmu agama
(ilmu syar’i) ini adalah satu-satunya ilmu yang dapat mengantarkan seseorang
meraih kemuliaan hidup yang hakiki di dunia dan akhiratnya. Cukuplah kemuliaan
itu dengan berilmu. Bahkan sesungguhnya Allah telah memuji ilmu dan pemiliknya.
Menyiapkan bagi siapa saja yang berjalan di atas titian ilmu tersebut, balasan
yang baik, pahala, ganjaran, dan Allah akan mengangkat derajat kedudukan mereka
(penuntut ilmu) di dunia dan akhirat.
“...niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat..” (Qs. Al-Mujaadilah : 11)
·
Keutamaan Ilmu Agama
Para pencari ilmuakan dimudahkan jalan menuju
ke Jannah (surga). Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Siapa yang menempuh sebuah jalan dalam rangka untuk mencari ilmu,
maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Jannah (surga).” (HR. Muslim
no.2699)
Orang yang dikaruniai ilmu agama merupakan
tanda kebaikan dari Allah baginya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah akan
memfaqihkannya (memahamkan) dalam agama.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no.1037)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Hadits ini menunjukkan,
barangsiapa yang tidak dijadikan oleh Allah faqih (faham) dalam agama-Nya,
menunjukkan bahwa Allah tidak mengijinkan kepadanya kebaikan.”(Miftah Dar
As-Sa’adah, 2/246)
Pembaca yang mulia, demikianlah beberapa bentuk kemuliaan yang
Allah Ta’ala berikan terhadap para pemilik ilmu sehingga tidak sama
kedudukannya dengan mereka yang tidak memiliki ilmu.
Allah Ta’ala berfirman:
“Katakanlah (ya Muhammad) apakah sama orang-orang yang mengetahui
(berilmu) dengan orang yang tidak mengetahui (jahil)?.”(Qs. Az-Zumar: 9)
Sebaliknya orang yang jahil akan ilmu agama-Nya telah disebutkan
oleh Allah sebagai seorang yang buta yang tidak bisa melihat kebenaran dan
kebaikan. Allah Ta’ala berfirman:
“Apakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan
kepadamu dari Rabbmu adalah al-haq (kebenaran) sama dengan orang yang buta?
(tidak mengetahui al-haq).” (Qs. Ar-Ra’d: 19)
Hal ini menunjukkan bahwa yang sebenarnya memiliki penglihatan dan
pandangan yang hakiki hanyalah orang-orang yang berilmu. Adapun selain mereka
hakikatnya adalah orang yang buta yang berjalan di muka bumi tanpa dapat
melihat.
Semoga Allah memberi taufik kepada kita semua untuk senantiasa berilmu
(mencari dan mendalami) sebelum berkata dan beramal. Dan semoga Allah menolong
kita untuk meraih kemuliaan hidup yang hakiki di dunia dan akhirat dengan
mempelajari ilmu agama islam ini yang bersumberkan dari Al-Qur’an dan As-Sunnah
sesuai dengan pemahaman Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam dan para Sahabat
di bawah bimbingan Ulama Pewaris Nabi. Amin Ya Rabbal ‘Alamin….
(Hasan Bashri)
Buletin remaja Jum’at edisi 10
0 komentar:
Posting Komentar