Sejatinya masjid adalah merupakan rumah Allah
Ta’ala yang begitu agung dan mulia untuk melakukan ibadah. Tempat
persinggahan jiwa-jiwa orang yang beriman yang senantiasa merindukan ketenangan
dan bahtera keselamatan. Masjid juga sebagai hunian bagi orang-orang yang taat,
mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dan berbuat kebaikan, serta menjadi
tempat tercurahkannya rahmat.
Dalam pandangan islam, masjid juga merupakan
salah satu tempat untuk membina masyarakat yang islami. Terbukti ketika Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Kota Madinah sewaktu
beliau hijrah maka proyek pertama kali yang beliau kerjakan adalah membangun
masjid.
Tidak dipungkiri lagi bahwa masjid adalah
salah satu jalan kita mendapatkan petunjuk dan naungan Allah Ta’ala dengan
upaya kita mendekatkan diri dengan Allah. Karenanya, tidak heran jika Allah dan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggolongkan insan-insan yang
selalu mengaitkan hatinya dengan masjid ke dalam salah satu jajaran orang yang
mendapatkan kelebihan yang isrimewa.
Allah Ta’ala berfirman,
“Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang
yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat,
menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka
merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (Qs. At-Taubah : 18)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,
“Ada
tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya)
pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: “…Dan
seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid…” (Shahih Bukhari no.620)
Manakala masjid menjadi tempat teristimewa di
bumi Allah Ta’ala, saat itu menjadi tugas kita sebagai muslim untuk
mengistimewakan masjid dengan serangkaian bentuk ibadah yang sarat akan
manfaat. Shalat berjamaah, pengajian, membaca Al-Qur’an, belajar dan
lain-lainnya.
Orang mengatakan, “Membangun masjid itu
tidak mudah, namun memakmurkannya dengan aktivitas yang positif lebih tidak
mudah lagi.” Kata ini tepat sekali dengan realitas yang ada saat ini. Bahkan
yang lebih miris lagi adalah sebagian aktivis masjid yang dulu sangat
bersemangat untuk memakmurkan masjid, kini banyak yang lebih menyibukkan
dirinya dengan aktivitas lain yang tidak berguna dan jauh dari masjid. Yang
pasti dan utama adalah jangan biarkan hunian seistimewa masjid menjadi kosong
ataupun sepi bak kuburan.
Syiar yang Harus Tegak
Cara memakmurkan masjid yang pertama dan
wajib dilakukan oleh segenap umat muslim yang berada di wliayah sekitar masjid
adalah menegakkan shalat berjamaah. Terutama untuk shalat lima waktu
yang diwajibkan oleh syariat islam. Bagi kaum laki-laki muslim sangat
ditekankan, dianjurkan bahkan diutamakan untuk menjalankan shalat lima waktu
berjamaah di masjid.
Dari 'Abdullah bin 'Umar, bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
"Shalat
berjama'ah lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh
derajat." (Shahih Bukhari
no.609)
Dalam sabda lainnya Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda,
“Barangsiapa yang bersuci dari rumahnya,
lantas ia pergi ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk melaksanakan satu kewajiban
dari kewajiban-kewajiban Allah shalat lima waktu, maka langkah-langkahnya, yang
satu langkah akan menghapuskan dosa dan satu langkah yang lainnya mengangkat
derajatnya.” (HR. Muslim no.278 dari sahabat Abu Musa al
Anshari)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak
memberikan keringanan untuk shalat berjamaah bagi seorang Abdullah Ibnu Ummi
Maktum. Padahal ia seseorang tua dan buta. Memang besar pahala shalat
berjamaah, tetapi juga besar konsekuensinya bagi orang yang meninggalkannya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda,
“…Sungguh,
aku berkeinginan untuk memerintahkan seorang mu'adzin sehingga shalat
ditegakkan dan aku perintahkan seseorang untuk memimpin orang-orang shalat,
lalu aku menyalakan api dan membakar (rumah-rumah) orang yang tidak keluar
untuk shalat berjama'ah (tanpa alasan yang benar)." (Shahih Bukhari no.671)
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Perbedaan
antara kekufuran dan keimanan adalah meninggalkan shalat. " (Shahih
Ibnu Majah (1078) at-Tirmidzi (2618))
Yang memprihatinkan lagi adalah ada sebagian
masjid yang banyak mengadakan acara dan kegiatan dengan peserta yang tumpah
ruah, akan tetapi saat tiba waktu shalat fardhu hanya segelintir orang saja
yang mendirikannya. Shalat berjamaah adalah acara memakmurkan masjid yang harus
pertama dilakukan. Baru mengadakan acara lain yang bertujuan memakmurkan
masjid.
Harus dengan Ilmu
Selain dengan membiasakan sholat berjamaah
lima waktu di masjid, salah satu cara untuk memakmurkan masjid yaitu dengan membuat
kegiatan yang menambah ilmu pengetahuan agama masyarakat sekitar masjid.
Kegiatan yang biasanya diadakan semacam ini di masjid adalah kajian ilmiah.
Kegiatan ini bisa dilakukan pada hari libur sekolah atau libur kerja. Kajian
ilmiah juga tak selamanya mendengarkan ceramah seorang ustadz, bisa saja dengan
berdiskusi atau kajian dialog interaktif yang nantinya akan memicu
keingintahuan masyarakat sekitar masjid akan ilmu agama.
Misal contoh lain adalah membuat kelompok
belajar Al-Qur’an. Kelompok belajar Al-Qur’an ini umum untuk semua kalangan,
baik dari golongan yang tua maupun muda, dengan materi yang tentu berbeda pula
menjadikan kegiatan ini salah satu sarana untuk memakmurkan masjid.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda,
"Orang
yang paling utama di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Qur`an dan
mengajarkannya." (Shahih Bukhari no.4640)
Dalam sabda lainnya dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
“…Tidaklah
sekelompok orang berkumpul di suatu masjid (rumah Allah) untuk membaca Al
Qur'an, melainkan mereka akan diliputi ketenangan, rahmat, dan dikelilingi para
malaikat, serta Allah akan menyebut-nyebut mereka dalam kelompok orang-orang
yang ada di sisi-Nya…” (Shahih Muslim no.1897)
Karena dengan menghadiri maupun ikut serta
dalam kegiatan semacam ini kita dapat menambah ilmu agama kita, dengan itu juga
kita akan diberi kebaikan dan pemahaman
agama oleh Allah Ta’ala.
“Jika
Allah menghendaki kebaikan bagi seseorang , maka seseorang itu akan dipahamkan
tentang Agamanya.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 1037)
Semoga Allah menunjuki kita
rahmat dan hidayah-Nya dalam memakmurkan dan memelihara masjid. Wallahu’alam
0 komentar:
Posting Komentar